Samarinda, 22 September 2018 – Tak cukup dengan belajar teori sejarah di ruang perkuliahan, para mahasiswa melakukan “Study and Travelling” ke situs bersejarah di Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan ini dikoordinasi oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah (HMPS) FKIP Universitas Mulawarman.

Penelusuran bangunan dan tempat bersejarah di bekas kota tua ini dipandu oleh Supriyanto, seorang peneliti Loa Kulu yang direkomendasikan oleh Fajar Alam, penulis buku Sejarah Loa Kulu: Kejayaan & Keruntuhan Kota Tambang Kolonial di Tanah Kutai 1888–1970. Loa Kulu memiliki peran penting dalam sejarah pertambangan batu bara di Nusantara, yang pernah dimanfaatkan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan energi. Jejak peninggalan Belanda dalam kegiatan penambangan ini dapat dilihat dalam bentuk bekas lubang gali, bangunan perkantoran, dan perumahan.

Situs pertama yang dikunjungi adalah Magazijn, yang pada awalnya digunakan sebagai kantor Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan kemudian berfungsi sebagai Kantor Penerangan. Kunjungan dilanjutkan ke bekas gudang lampu peninggalan Belanda, lubang sisa penambangan batu bara, rumah sakit, Balai Pertemuan Indonesia (BPI), Tugu Pembantaian Jepang, Pasar Belanda, dan situs lainnya.

Kegiatan Study and Travelling merupakan program rutin HMPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan mendalami sejarah lokal melalui studi lapangan dengan mengunjungi situs-situs bersejarah.

berita MEDIA INFORMASI SEJARAH