Samarinda, 23 Januari 2019 – Hujan deras yang berlangsung selama sehari semalam, disertai angin kencang, telah menyebabkan Kota Makassar dan enam kabupaten di Sulawesi Selatan (Sulsel) diterjang banjir. Ratusan rumah penduduk terendam air, memaksa sebagian warga untuk mengungsi ke rumah kerabat yang tidak terendam.
Kota Makassar mengalami banjir terparah di Kelurahan Paccerakkang, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Selain itu, banjir juga melanda sejumlah wilayah di enam kabupaten, yaitu Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, dan Barru. Banjir ini disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi, serta meluapnya air kiriman dari pegunungan Bawakaraeng yang mengalir ke sungai-sungai di wilayah tersebut.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hingga pukul 14.00 WIB, bencana banjir di Sulsel telah menelan delapan korban meninggal dunia dan empat orang dinyatakan hilang.
Sementara itu, kondisi Waduk Bili-Bili menunjukkan penurunan debit dan volume air. Hingga 23 Januari 2019 pukul 14.00 WIB, tinggi muka air waduk tercatat menurun menjadi 100,64 meter, dengan volume 277,55 juta meter kubik, serta inflow sekitar 927,77 meter kubik per detik.
Kami segenap keluarga besar Himpunan Mahasiswa Pendidikan Sejarah turut berbela sungkawa atas musibah yang menimpa Provinsi Sulawesi Selatan, dan berharap agar para korban diberikan ketabahan dan dukungan dalam menghadapi bencana ini.
berita MEDIA INFORMASI SEJARAH